Updated

Maaf baru bisa Update.Utk pertanyaan dan pemesanan, bisa langsung menghubungi contact info yg ada di halaman ini. Trims.

Murah....... Namun Berkualitas .....Penuh Kreasi dan Inovasi

Ide kita bersama.... Kami mewujudkan untuk anda....
Hubungi saya :

Soeripto: HP : 0818-687205 . YM ID: soeripto2003, email: soeripto2003@yahoo.com
PerumTmn Narogong Indah - BekasiTimur

Rabu, 11 Agustus 2010

Pasang Stabilizer…Regulator…Full DC…..Pilih Yang Mana…..??? Kenapa Harus…..???

Pertanyaan diatas sangat menggelitik saya, sehingga saya ingin membuat tulisan ini. Dengan tidak bermaksud merugikan pihak lain, saya ingin menjelaskan ke pembaca, pendapat pribadi saya mengenai pertanyaan diatas..

Semua kendaraan khususnya sepeda motor tentu memerlukan daya listrik. Baik untuk menghidupkan instrument juga untuk kebutuhan sepeda motor itu sendiri. Tiap kendaraan disediakan Generator Listrik ( Spul ) dan disimpan dalam Accu ( aki) .

Kendaraan ( sepeda motor ) dibagi menjadi 2 system kelistrikan AC dan DC. Yang tampak lebih jelas membedakan mana yang system AC, mana yang system DC adalah, saat lampu depan ( head lamp) menyala.Pada system AC, lampu depan akan menyala hanya pada saat mesin kendaraan dihidupkan. ( misalnya pada kebanyakkan motor matic, motor bebek dll, sedangkan system DC ( yg saya ketahui ) terdapat pada Thunder, Tiger, Vixion. Sepeda Motor dengan syetem DC,system kelistrikannya lebih baik daripada system AC makanya banyak pemilik motor system AC ingin meubah menjadi system DC, seiring dengan banyaknya accessories menggunakan sumber daya DC yang cukup besar memerlukan daya misalnya lampu HID,Sirine, Klakson , Sound System dll, sehingga banyak bermunculan pula permintaan cara-cara membuat menjadi DC, menjual alat accessories hingga perlunya memasang stabilizer, regulator, dobel aki, dobel kiprok dll… Secara fungsional akan lebih baik dengan adanya tambahan alat-alat tersebut…Saya sendiri bingung, apakah semua cocok dipasang disetiap motor ? Kalau berbeda, alat mana yang cocok ? Apa benar alat tersebut wajib dipasang ? Yang tidak kalah penting yang semestinya menjadi pertimbangan juga adalah , apakah sesuai hasil dan manfaat yg didapat dengan biaya yang harus dikeluarkan ? Pertanyaan – pertanyaan tersebut yang sering saya ajukan kepada pelanggan sebelum memutuskan untuk memilih. Begitu banyak merk, jenis dan macam serta fungsi accessories yang dijual, sehingga kita dibuat bingung accesories apa yang cocok untuk kebutuhan motor kita .

Dalam tulisan ini saya mengajak pengguna motor system AC khususnya untuk melihat lebih jauh kedepan. Apa yg sebenarnya peralatan apa yang kita butuhkan, sesuai dengan kebutuhan motor kita.

Kalau ingin memasang alat yg memerlukan beban tinggi , lampu HID misalnya…Kenapa ( yg pernah saya dengar ) harus memasang dobel aki ? Yang akhirnya merembet memodifikasi yang lain juga. Harus ubah jadi Full DC….Dobel kiprok …Tujuannya supaya aki ngga Drop ? Oke deh.. Berikut adalah pemikiran saya, setiap orang tentu punya pemikiran yang berbeda....Khan kita menghidupkan lampu depan biasanya pada saat mengendarai motor.. artinya pada saat mesin motor hidup…Saat sedang berhenti, mesin mati tidak perlu menyalakan lampu depan khan ? Nah….Kalau motor dalam keadaan hidup otomatis generator ( spul) akan mengeluarkan listrik…. Nah, kalau HID itu memerlukan tegangan DC… kenapa ngga dibuat saja alat ( adaptor ) dari AC ke DC seperti halnya peralatan listrik di rumah ? Takut tegangan AC ngga stabil??? Bikin dong yang namanya Regulator ( penstabil tegangan ) …Jadi dengan tegangan AC yang sudah menjadi DC Regulated, bisa menggantikan tegangan DC dari Aki, makanya… di motor tidak perlu pasang dobel aki hanya untuk menghidupkan HID. Selain masalah ruang yang terbatas, juga tidak perlu “memaksa” aki bekerja melebihi kemampuannya. Kalau HID perlu arus 3-4Ampere… Mudah saja untuk membuat regulator 5-10 Ampere. Ada yg mau pesan dan mencoba?

Syarat mutlak sebagai sumber tenaga utama, Spul harus mampu memenuhi tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh beban .Silahkan bertanya ke bengkel terdekat, bagaimana cara memaksimalkan Spul supaya bisa bekerja lebih baik. Sedangkan perkabelan ( wiring diagram) pemasangan Regulator seperti dibawah ini.




Disisi lain .pengakuan beberapa pelanggan… spul sdh di modif, tapi tegangan terlalu tinggi, sehingga arus charging ke aki juga tinggi. Kalau kondisi ini tidak dikontrol, jika menggunakan aki basah… akibatnya air aki menjadi cepat kering… kalau menggunakan aki kering…. Aki menjadi kembung…Lebih eksrimnya, saya pernah mendengar, ada kecelakaan karena akibat aki meledak… Nah lho ??? Koq bisa ya ? Mungkin itu sebabnya.. Serba salah ya. tegangan kurang, aki ngga cepat penuh, drop semua.. Tegangan terlalu tinggi, bingung membuangnya. Untuk memecahkan masalah tersebut, saya baru saja membuat prototype, ( jadi masih belum bisa membuat casing yg kompak, tahan air juga panas karena menggunakan heatsink) namanya Automatic Accu Charger. Dalam pengetesan saya menggunakan trafo adaptor listrik di rumah dengan tegangan sekitar +16 VDC/10A arus pengisian ke aki sekitar 1A, ini masih kecil sehingga aki 12V/4AH akan lama fullnya. Kemudian tegangan saya naikkan menjadi +24VDC . Saat aki kosong , diukur arus charge 3A lebih…dalam waktu sekitar 1 jam aki cuma hangat, arus pengisian turun menjadi sekitar 0.5A.. Saya rasa alat ini bekerja. Aki sdh mulai penuh dan arus pengisian juga ikut turun. Kondisi ini akan aman bagi aki. Sewaktu aki belum penuh, saya coba beri beban menggunakan lampu H4 55/60W… Disitu terukur arus ke lampu sekitar 5A. Artinya, saat aki kosong atau sedang dicharge alat ini mampu men-drive daya hingga 5A ( menurut data komponen bisa sampai 12A) . Jadi walau aki belum penuh, alat ini berfungsi ganda. Mendrive beban yg cukup besar tidak harus menunggu aki penuh dulu baru bisa dipakai untuk menghidupkan beban yg besar.




Saya juga pernah mendengar pasang Capacitor Bank. Untuk apa ? Katanya untuk menyimpan arus sementara. Hmm…benar memang tapi menurut saya, kecil sekali power yg bisa disimpan, dan cuma sesaat. Saya pernah menunjukkan kepada konsumen menyimpan arus menggunakan capasitor 2200uF dengan beban 1 bh LED. Hanya beberapa detik, LED bisa menyala. Beban saya ganti dgn bohlam sein , bohlam sein tidak sampai bisa menyala penuh, sdh mati, artinya daya dari capasitor sdh kebuang sebelum sempat menyalakan bohlam. Dengan Capacitor Bank , mungkin bisa mengumpulkan daya lebih banyak, tapi dengan harga yg hampir sama dengan sebuah aki , kenapa tidak sekalian saja beli aki baru , yg jelas – jelas bisa menyimpan power lebih banyak dan lama ?

Dobel aki ??? Untuk menambah daya ok…bagus.. daya jadi tambah… tapi kalau tidak di imbangi dgn pengisian yg juga dobel… maka sia-sia saja menambah kapasitas AH, atau memasang 2bh aki. Apa lagi kalau sekedar ikut-ikutan membuat dobel aki, sementara beban listrik kendaraan masih standar. Akan membuang – buang biaya saja.

Jadi dengan opini saya diatas, apa perlu dobel aki ? Kembali berpulang kepada pilihan pembaca. Semua cara diatas juga tidak akan berfungsi jika sumber listrik utama ( generator / spul ) kurang memberi tegangan dan arus yg cukup karena alat yg saya sebutkan diatas, memerlukan tegangan +DC yg cukup tinggi, diatas tegangan aki ( minimum +15VDC ) , sehingga arus pengisian cukup besar serta fungsi regulator bisa bekerja dgn baik. Untuk meubah hingga tegangan bisa tinggi dan arus juga cukup besar silahkan menghubungi bengkel terdekat.

Mengganti system menjadi Full DC ? Kalau kendaraan sudah menggunakan system DC, cara ini tidak diperlukan lagi, tapi kendaraan yg system AC ingin meubah menjadi Full DC ??? Dengan pandangan saya diatas, bahwa kebanyakkan kita menggunakan alat-alat atau instrument kendaraan justru saat kita berkendara, saat mesin hidup , bukan pada saat berhenti . Jadi kira – kira apa masih diperlukan “harus” mengganti menjadi system Full DC ?

Kepada pelanggan saya selalu mengajak untuk menghitung sumber daya yang dihasilkan dengan daya yang dikeluarkan. Jika mungkin, memodif spul hingga mampu mengeluarkan daya yang lebih besar dari beban yang dikeluarkan. Namun jika sumber daya utama ( spul) lemah tapi kita ingin menembah sesuatu selain yang standar, maka kita mesti berhemat disisi yang lain misalnya dengan mengganti bohlam dan indikator speedometer, lampu sein atau rem dengan lampu LED.Selain hemat daya, dengan menggunakan LED, kendaraan juga akan kelihatan lebih “hidup”.

Dengan intensitas cahaya yang hampir sama, LED sangat banyak menghemat daya. Sebagai perbandingan , 1 bohlam sein ( 9Watt) sama dengan ( 1 led = 20mA x 3V=60mW) 9W = 9000mW : 60mW = 150 bh LED…. Bayangkan jika 1 lampu lampu rem ( 20W) sama dengan berapa led ? Yang pasti banyak….

Kalau kita mengganti 1bh lampu sein dengan sekitar 4led ( yang sering saya pasang di motor bebek), atau sekitar 16 led di sein motor “lelaki”. Lampu rem + lampu malam paling banyak 70 led berapa watt daya yg dihemat disamping keuntungan “ fancy ” yg didapat ?

Pelanggan bertanya… berapa watt pasang LED untuk lampu rem, sein, dan accs LED lain? Saya bilang… ngga usah dihitung, yang pasti wattnya kecil. Silahkan pasang sebanyak – banyaknya, hehehe….

Selasa, 13 April 2010

Merubah system Head Lamp AC menjadi DC ???? Bisa Dooong

Berbekal dari keinginan pelanggan untuk membuat Headlamp menyala tanpa menghidupkan mesin, di motor Suzuki Sky Wave penulis mencoba untuk dapat mengerjakannya.

Pertama – tama penulis memberi masukkan kepada pelanggan, kalau diambil tegangan +12V dari aki setelah sekering, langsung menuju saklar lampu, bisa saja, tapi nanti kalau lupa atau ada orang yg iseng menghidupkan saklar lampu, aki akan habis, walau mesin motor bisa hidup tanpa aki, tapi system kelistrikan untuk yg lain misalnya klakson, lampu sein atau rem akan terganggu.

Akhirnya disetujui untuk mengambil tegangan +12V untuk supply Head Lamp dari Aki, tapi On/Off lampu tetap melalui kunci kontak.Maka dari aki setelah sekering, penulis menarik kabel baru yg diameternya lebih besar. Disini penulis menggunakan kabel listrik yg serabut, karena lebih mudah dicari, dengan diamater 2.5 mm, kemudian kabel tersebut dihubungkan ke kontak relay.Sedangkan coil relay, dihubungkan ke ground ( body ) dan + 12v yg diambil setelah kunci kontak.

Setelah selesai dirakit, user mencoba, kontak dihidupkan lampu depan dinyalakan… lampu depan langsung menyala tanpa menghidupkan mesin. Tapi penulis mengingatkan ,agar diperhatikan kalau aki tekor agar menghubungi penulis lagi.

Keesokan harinya dapat kabar, setelah dipakai beberapa jam, aki mulai tekor. Lampu tetap menyala, tapi electric stater tidak kuat menghidupkan mesin. Lampu sein juga kurang normal berkedip.

Dengan pemikiran sederhana.. mengingat basic pembuatan power supply ( adaptor ) dari AC PLN, maka tegangan AC dari spul, dilewatkan sebuah Dioda 5 Ampere dengan pertimbangan arus ke Headlamp tidak lebih dari 60Watt ( 5Ampere x 12V ) lalu di parallel sebuah kapasitor 1000uF/25V ( Nilai uF lebih besar lebih bagus). Tegangan DC dari spul ini diumpankan ( digabungkan / paralel ) dengan tegangan +12V dari aki, maka diharapkan kerja aki bisa dibantu oleh spul.Al hasil, kondisi awal, aki yg bekerja, mesin dalam kondisi mati. Sedangkan pada saat mesin hidup, DC dari spul + DC dari aki bekerja sama untuk mensupply Headlamp, dengan demikian, daya yg dikeluarkan oleh aki tidak seberat jika tanpa DC dari spul.

Testimoni.. sudah hampir seminggu dipasang, ternyata aki tidak drop, dan kondisi kelistrikan tidak ada kendala. Ternyata nyala lampu depan juga lebih terang hampir 100%...ckckckck…Hanya dengan mengeluarkan biaya spare part ngga lebih dari 30rb untuk pembelian sebuah relay, dioda 5 ampere, kapasitor dan kabel.

Kondisi lain,untuk lebih menghemat daya dan menjaga agar aki lebih kuat,penulis anjurkan untuk mangganti stop lamp, lampu sein termasuk indikator di speedometer dari bohlam menjadi LED.

Seperti yg penulis lakukan dimotor pribadi Suzuki Thunder.Dengan Aki standar (12V/7AH), terpasang Head Lamp H4(55/60W),Klakson Keong, Sound System, Stoplamp + Sein dan Accs lampu - lampu menggunakan LED. Banyak orang heran dan menanyakan, aki ngga tekor? pakai berapa aki ? Dgn senyuman saya jawab, ngga tekor koq... Aki juga standar... ckckckc....

Berbekal pengalaman tadi, kemungkinan semua motor dgn head lamp system AC, bisa dibuat menjadi DC, tanpa kendala. Kecuali pada motor lelaki kalau head lamp diganti menggunakan bohlam H4 dan menaikkan daya menjadi 55/60W , perlu di cek system kelistrikan yg lain. Tapi cara paling sederhana tersebut diatas bisa dicoba di motor lelaki...…Siapa mau mencoba ???? Silahkan menghubungi penulis, atau datang langsung ke rumah di Bekasi Timur

Seperti janji penulis sebelumnya untuk menyertakan wiring diagram,ini lah gambarnya.



Salam,

Soeripto
YM: soeripto2003
Hp: 0818-687205, 021-33520583

Senin, 04 Januari 2010

Memasang Lampu H4 Di Motor


Lampu H4. Apasih itu ? Lampu ini umumnya dipasang di mobil, H4 adalah Type bohlam ( konektornya ). Kelebihannya adalah karena bentuknya yg memiliki reflektor, sehingga bentuk sinarnya seperti setengah lingkaran, pada posisi Low Beam. Sewaktu dipasang di motor Thunder, saya belum tahu, koq sinarnya ngga full bulat? Ternyata ada fungsinya yaitu pengendara di depan tidak terkena langsung sinar lampu ( tidak menyilaukan ). Sedangkan pada posisi Hh hh Hi Beam, nyalanya full bulat. Dan yang lebih menguntungkan lagi kalau jalan malam, kita bisa melihat petunjuk arah tempat atau kota dari jarak jauh, dengan menekan Hi Beam. Pancaran sinar lampu H4 ini cukup jauh, jarak lebih dari 100 meter masih terlihat jelas, sangat berguna untuk jalan keluar kota.


Mangkok Autopal dan Bohlam H4

Dibandingkan dengan lampu asli Thunder, jauh sekali perbedaanya. Lampu H4 ini lebih jauh pancaran sinarnya, juga lebih terang. Jelas lebih terang karena memang lampunya dari sebelumnya lampu standar 35Watt , sekarang menjadi 55/60 Watt. Jadi hampir 2xnya. Pemasangan H4 di motor Suzuki Thunder kesayangan , tidak ada masalah kelistrikan. Sedangkan mangkok asli, khawatir akan buram atau meleleh untuk waktu yg lama, maka batok lampu diganti merk Autopal, karena memiliki reflektor dari logam dan kaca depan dari beling ( kaca). Selain itu, pemilihan merk Autopal ini karena lebih banyak yg menjual dan dengan harga yg cukup terjangkau. Karena tidak ada lobang lampu senja, maka perlu dibuatkan lobang .Karena ukurannya lbh besar dari mangkok aslinya, maka Ring lampu pakai Tiger atau Megapro imitasi, yg diambil ringnya. Kalau di tukang Accs bekas ada yg jual, sebaiknya pakai yg bekas saja, karena yg diambil cuma ringnya.


Lampu H4 di Suzuki Thunder

Kelistrikan Thunder menggunakan H4 tidak ada kendala, tinggal sedikit modifikasi, lalu Plug & Play, Apa karena Thunder memakai system DC ? Yg kata orang lbh bagus ? Pernah mencoba di Scorpio teman, baru sebentar aki tekor, tapi belum solved problem, apa memang kerena accunya sudah tekor, atau kiproknya kurang bagus. Analisa sementara memang dari kiprok tegangan untuk charging accu kurang tinggi saat mesin hidup kurang dari 14VDC. Tapi diluar masalah tersebut diatas, lampu H4 bisa dipasang di Scorpio, dengan sementara masih menggunakan system AC sesuai aslinya ( mangambil dari spul) .Pernah ada pesanan untuk Megapro,, sejauh ini tidak ada kendala. Untuk motor selain Thunder, Mega Pro dan Tiger ( belum pernah mencoba ) menurut kabar, system spul + kiprok diganti dengan Tiger punya karena FullWave. Bahkan ada yg bilang ganti dengan System Thunder, karena 3 Wave, mungkin seperti listrik, 3 fase maksudnya.


Di internet tentu banyak pembahasan mengenai cara yg dimaksud diatas, tapi dlm blog saya, saya ingin melengkapi dengan menambahkan dan menjelaskan skema dan wiring diagram, yang mungkin di web lain kurang lengkap. Wiring Diagram ini bisa untuk motor system AC atau DC.


Sayang, umumnya lampu H4 baru bisa dipasang di motor "lelaki" karena mudahnya mengganti mangkok dari bahan beling dan reflektor dari logam, dikarenakan panas, dan untuk jangka waktu lama, agar batok lampu tidak buram atau meleleh, . namun tidak menutup kemungkinan di motor bebek,dengan mencoba dulu pakai batok lampu imitasi, atau menggunakan batok asli, tapi pakai bohlam H4 35Watt. Saya pernah dengar ada yg jual bohlam H4/35Watt tersebut. Siapa mau mencoba ?


Bagi pembaca yang ingin mencoba pasang lampu H4 dimotornya, silahkan pelajari gambar dibawah ini. Namun kalau kurang mengerti kelistrikan, saya bisa pasang di motor pembaca. Silahkan datang ke rumah di Bekasi Timur atau menghubungi saya untuk pesanan ke luar kota. Perkiraan biaya untuk bahan dan pemasangan menghabiskan biaya sekitar 250 ribu.